menu melayang

Wednesday, September 2, 2015

Cerita Si Petani Jagung

Iseng-iseng browsing blog dari Kang Robby …eh nemu cerita menarik.
Biasanya saya sendiri sering mendengar teman dan lainnya menggambarkan tentang berbagi atau memberi  itu  dengan sosial menjadi “soksial”. Orang lain dapat “sok”nya kita yang dapat “sial”nya.
Atau dengan analogi lainya seperti lilin yang sok menerangi lainnya dan pada akhirnya meleleh abis dengan sendirinya. Saya nggak tahu apakah pengambilan analoginya yang salah atau kondisi pikirannya yang memang sedang negative. 
Nah cerita tentang si petani ini mungkin dapat menjadi contoh alam yang memberikan contoh bagaimana berbagi itu indah….#MariSebarkan.
Langsung aja nyimak ya…
Jagung
Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia dibalik buah jagungnya yang selama bertahun –tahun selalu berhasl memenangkan kontes perlombaan hasil pertanian.
Petani itu mengaku sama sekali tidak mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung terbaiknya pada tetangga-tetangga disekitar perkebunannya.
“ Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap tahunnya?” tanya sang wartawan.
“ Tak tahukah anda?” jawab petani itu.
“ Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila jagung tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang diterbangkan ke ladang saya juga akan buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila ingin mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya mendapatkan jagung yang baik pula.”
Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya. Tetapi jika kita selalu berpikiran negative dengan mempengaruhi yang lain maka kita juga akan menjadi negative.
Sikap terus memberi tidak akan mengurangi kualitas kehidupan kita sendiri. Anda Setuju ?

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel